PEMBANGKIT
TENAGA LISTRIK
MAKALAH
SINKRONISASI PEMBANGKIT
PROGRAM
STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN
ELEKTRO
POLITEKNIK
NEGERI JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Sinkronisasi Pembangkit”
ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini ditujukan dalam rangka memenuhi salah satu nilai tugas mata kuliah
Pembangkit Tenaga Listrik. Kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kami sampaikan
kepada:
1.
Silo Wardono, ST, M. Si. selaku Kepala Program Studi Teknik Listrik yang telah
menyediakan kesempatan dan bantuan
fasilitas dalam menyelesaikan makalah ini;
2.
Ikhsan Kamil, ST, selaku dosen mata kuliah Pembangkit Tenaga Listrik yang telah
membantu dalam memberikan bimbingan
dan masukan dalam pembuatan makalah ini;
3.
Orangtua kami, yang telah memberikan dukungan moral dan do’a dalam
menyelesaikan makalah ini;
4.
Semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini
Kami
selaku penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat di dalam
makalah
ini. Kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
sangat
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi memperbaiki agar karya
ini
lebih mendekati kesempurnaan. Akhir kata, kami sampaikan banyak terimakasih
atas
perhatian
yang diberikan.
Depok,
28 Desember 2014
Hormat
Kami
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR
ISI ....................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar
Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah .......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan
............................................................................................................................ 1
BAB
II Pembahasan ............................................................................................................ 2
2.1
Sinkronisasi Pembangkit ................................................................................................ 2
2.2
Jenis-Jenis Sinkronisasi .................................................................................................. 3
2.3
Peralatan Instrumentasi Pada Proses Sinkronisasi.......................................................... 4
2.3.1
Double Voltmeter ....................................................................................................... 4
2.3.2
Double Frequency Meter............................................................................................. 5
2.3.3
Synchroscope............................................................................................................... 5
2.3.4
Phase Squance Indikator ............................................................................................ 6
2.4
Syarat-Syarat Proses Sinkronisasi .................................................................................. 6
2.5
Proses Sinkronisasi ......................................................................................................... 8
BAB
III PENUTUP ............................................................................................................ 9
3.1
Kesimpulan.....................................................................................................................
9
3.2
Saran .............................................................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Generator
listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi
mekanikal, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini
dikenal sebagai pembangkit listrik. Meskipun generator dan motor punya banyak
kesamaan, tapi motor adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Generator mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah
sirkuit listrik eksternal, tapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah
ada didalam kabel lilitannya. Hal ini bisa dianalogikan dengan sebuah pompa air
yang menciptakan aliran air tapi tidak menciptakan air didalamnya. Sumber energi
mekanik bisa berupa resiprokat maupun turbin angin, energi surya, udara yang
dimampatkan, tau energy yang lainnya.
Sistem
pembangkit listrik yang sudah umum digunakan adalah mesin generator tegangan
AC, di mana penggerak utamanya bisa berjenis mesin turbin, mesin diesel, atau
mesin baling-baling. Dalam pengoperasian pembangkit listrik dengan generator,
karena factor keandalan dan fluktuasi jumlah beban, maka disediakan dua atau
lebih generator yang dioperasikan dengan tugas terus-menerus, cadangan dan
bergiliran untuk generator-generator tersebut. Penyediaan generator tunggsl
untuk pengoperasian terus-menerus adalah suatu hal yang riskan, kecuali bila
bergilir dengan sumber PLN atau peralatan UPS. Untuk memenuhi peningkatan beban
listrik maka generator-generator tersebutdioperasikan secara parallel antar
generator atau parallel generator dengan sumber pasokan lain yang lenih besar
misalnya dari PLN,sehingga diperlukan pula alat-alat pembagi daya listrik untuk
mencegah adanya sumber tenaga listrik terutama generator yang bekerja parallel
mengalami beban lebih mendahului yang lainnya. Apabila suatu generator yang
bekerja secara generator mengalami gangguan, maka generator tersebut
dihentikan, dengan demikian daya lsitrik total yang dibangkitkan dari generator
tersebut menjadi berkurang. Dalam pengoperasian generator yang bekerja
parallel, diperlukan suatu alat pengontrolan yang baik sehingga kontinuitas
pelayanan dapat tercapai.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
system kerja dari sinkronisasi generator?
2. Apa
dampak kinerja output system?
3. Bagaimana
system proteksi sinkronisasi generator?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui lebuh lanjut tentang
cara sinkronisasi generator
2.Mengetahui dampak-dampak didalam
sinkronisasi generator
3.Mengetahui system proteksi di
dalam sinkronisasi generator.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sinkronisasi Pembangkit
Sinkronisasi adalah
suatu cara untuk menghubungkan dua sumber atau beban Arus Bolak-Balik (AC).
Sumber AC tersebut antara lain generator dan beban adalah transformer yang akan
digabungkan atau diparalel dengan tujuan untuk meningkatkan keandalan dan
kapasitas sistem tenaga listrik, seperti telah dijelaskan pada artikel “metode
paralel generator sinkron”.
Pada gambar dibawah ini diperlihatkan 2
buah generator pada satu busbar, generator #1 dalam keadaan terbuka dan akan
diparalel atau disinkronkan ke busbar dimana generator #2 telah masuk (telah
sinkron dengan jaringan/busbar).
Gambar 1. Generator dalam Satu Busbar
Untuk dapat terjadi proses sinkronisasi generator #1
ke busbar, maka dibutuhkan parameter yang harus terpenuhi oleh generator #1,
yaitu:
1.
Nilai Tegangan yang sama antara tegangan
Generator #1 dengan tegangan busbar.
2.
Nilai Frekuensi yang sama antara Generator #1
dan busbar, di Indonesia digunakan
frekuensi 50 Hz.
3.
Sudut phase yang sama, vector sudut
phase dari generator #1 harus sama
dengan vector sudut phase pada busbar.
4. Phase Sequence yang sama, terminal RST generator #1 harus dihubungkan
dengan terminal RST busbar.
2.2 Jenis Sinkronisasi
Seperti telah dijelaskan diawal, bahwa
sinkronisasi adalah proses untuk menyamakan tegangan, frekuensi, sudut phase
dan sequence phase antara 2 sumber daya AC. Maka berdasarkan arah atau susunan
peralatan pada sistem tenaga listrik, sinkronisasi dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu:
Forward Synchronization (sinkronisasi maju), yaitu
proses sinkronisasi generator kedalam
sistem atau busbar.
Gb 2. Forward
Synchronization
Revers synchronization (sinkronisasi
terbalik), biasanya terjadi pada sistem tenaga listrik disuatu pabrik, dimana
suatu jaringan suplai akan digabungkan kedalam suatu jaringan sistem atau
busbar yang ada. Pada kondisi ini tidak dimungkinkan untuk mengatur parameter
sinkron pada sisi incoming (jaringan yang akan disinkronkan), yang terpenting
CB (PMT) dari beban-beban pada jaringan suplai (grid supply) dalam keadaan
terbuka.
Gambar 3. Revers sinkronisasi
2.3 Peralatan Instrumentasi Untuk Proses
Sinkronisasi
2.3.1 Double Voltmeter
Adalah voltmeter dengan tampilan 2 pengukuran tegangan yaitu tegangan dari
peralatan yang akan disinkron (generator) dan tegangan sistem yang bekerja
simultan.
Gambar 4. Double Voltmeter
2.3.2 Double
Frequency Meter
Menampilkan nilai frekuensi dari kedua sumber AC.
Menampilkan nilai frekuensi dari kedua sumber AC.
Gambar 5. Double
Frequency Meter
2.3.3 Synchroscope
Alat yang digunakan untuk mengetahui sudut phase dari kedua sumber. Terdiri dari jarum berputar (rotating pointer), jika jarum berputar tersebut berada pada posisi tepat di jam 12, maka sudut phase dari kedua sumber sama dengan nol dan dapat dikatakan kedua sumber “sefase”, dalam sudut phase yang sama.
Alat yang digunakan untuk mengetahui sudut phase dari kedua sumber. Terdiri dari jarum berputar (rotating pointer), jika jarum berputar tersebut berada pada posisi tepat di jam 12, maka sudut phase dari kedua sumber sama dengan nol dan dapat dikatakan kedua sumber “sefase”, dalam sudut phase yang sama.
Gambar 6. Synchroscope
2.3.4 Phase Squence Indikator
Alat ini sama dengan yang digunakan untuk mengetahui
sequence phase dari motor induksi. Dilengkapi dengan jarum berputar (rotating
pointer), jika jarum berputar searah jarum jam, maka dapat dikatakan memiliki
sequence positif RST dan jika berputar sebaliknya ber-sequence negative atau
RTS. Namun biasanya peralatan Phase Sequence tidak diikut sertakan di panel
sinkron.
Gambar 7. Phase
Sequence Indikator
2.4 Syarat-Syarat Proses
Sinkronisasi
Sinkronisasi atau
menghubungkan parallel atau sejajar perlu dipenuhi tiga syarat untuk tegangan
system-sistem yang akan diparalelkan yaitu :
1.
Harus adanya amplitude tegangan yang
sama
Dengan adanya tegangan kerja yang sama diharapkan pada saat diparalelkan dengan
beban kosong power factornya
a.
Dengan power actor 1 berarti tegangan
antara 2 generator presisi sama, jika 2 sumber tegangan itu berasal dari sumber
yang sifatnya statis misalnya dari battery atau transformator, maka tidak ada
arus antar keduanya.namun karena dua sumber merupakan sumber tegangan yang
dinamis (generator) maka power faktornya akan terjadi deviasi naik turun secara
periodic bergantian dan berlawanan. Hal ini terjadi karena adanya sedikit
perbedaan sudut phasa yang sesekali bergeser karena factor gerak dinamis dari
penggerak.
b.
Mempunyai keceptan putar 1501 maka
terdapat selisih 1 putaran / menit dengan perhitungan 1/1500 x 360 derajat,
maka terdapat beda pasa 0.24 derajat dan jika dihitung selisih tegangan sebesar
cos phi 0.24 derajat x tegangan nominal (400 v) dan selisihnya sekitar V dan
selisih tegangan yang kecil cukup mengakibatkan timbulnya arus sirkulasi antara
2 buah generator tersebut dan sifatnya tarik menarik dan itu tidak
membahayakan. Pada saat dibebani bersama sama maka power factor nya kakan
relative sama sesuai dengan power factor beban. Memang sebaliknya dan idealnya
masing-masing generator menunjukan power factor yang sama. Namun jika terjadi
power factor yang berbeda dengan selisih yang tidak terlalu banyak maka tidak terjadi
apa-apa, akibatnya salah satu generator yang mempunyai nilai power. Factor rendah akan mempunyai nilai arus yang
lebih sedikit tinggi, yang terpenting adalah memperhatikan arus nominalnya dan
daya nominal pada generator.
2.
Frekuensi harus sama
Didalam dunia industri dikenal dua buah system frekuensi yaitu 50 Hz dan 60
Hz. Dalam operasionalnya sebuah generator bisa saja mempunyai frekuensi yang
fluktiasi Karena factor-faktor tertentu. Pada jaringan distribusi dipasang alat
pembatas frekuensi yang membatasi frekuensi pada minimal 48.5 Hz dan maksimal
51.5 Hz. Namun pada generator pabrik over frekuensi dibatasi sampai 55 Hz
sebagai overspeed. Pada saat hendak parallel dua buah generator tentu tidak
mempunyai frekuensi yang sama persis. Jika generator mempunyai frekuensi yang
sama persis maka generator tidak akan bisa parallel karena sudut phasanya belum
sesuai, salah satu harus dikurangi sedikit atau dilebihi sedikit untuk
mendapatkan sudut phasa yang tepat. Setelah dapat disinkronkan dan berhasil sinkron
baru kedua generator mempunyai frekuensi yang sama-sama persis.
3.
Sefasa
Merupakan arah putaran dari sepahasa. Arah urutan ini dalam dunia industri
dikenal dengan nama CW(clock wise) yang artinya searah jarum jam dan CCW
(counter clock wise) yang artinya berlawanan arah jarum jam.
4.
Mempunyai sudut phase
yang sama
Merupakan kedua phasa dari generator mempunyai sudut phasa yang berhimpit
sama atau 0 derajat. Dalam kenyataanya tidak memungkinkan mempunyai sudut yang
berhimpit karena genset yang berputar meskipun dilihat dari parameternya
mempunyai frekuensi yang sama namun jika dilihat menggunakan synchronopose
pasti bergerak dengan labil.
Bilamana salah satu syarat tidak terpenuhi maka antara kedua system yang
diparalelkan akan terjai selisih-selisih tegangan yang dapat menyebabkan
arus-arus yang cukup besar sehingga dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada
mesin. Dalam praktek ada suatu alat yang dapat mengecek ketiga syarat tersebut
diatas disebut sinkronoskop. Diantara sinkronoskop lampu, pengukur volt nol,
dan osilograf electron yang dapat dipergunakan sebagai sinkronoskop.
2.5 Proses Sinkronisasi
Prosedure
untuk melakukan proses sinkronisasi dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Hidupkan
synchronizing switch untuk memulai proses parallel
a. Untuk
proses parallel secara manual
Synchronizing switch diposisikan
pada manual
b. Untuk
proses paralle secara otomatis
Synchronizing switch diposisikan
pada posisi auto
2. Mengatur
voltage adjuster untuk menyamakan tegangan line dengan generator sambil
mengatur diff. voltage meter.
3. Mengatur
speed adjuster utnuk menyamakan frekuensi line dengan generator sambil
mengamati synchronizing meter sampai bergerak searah jarum jam dengan putaran
lambat 0.2 Hz atau (1 putaran dalam 5 detik).
a. Jika
dilkukan dengan manual, maka pada saat
jarum sinkron berada pada posisi 5 sampai dengan 10 derajat sebelum mencapai
titik puncak (posisi jam 12) dengan menggerakkan tuas CB pada posisi ON untuk
melakukan parallel
b. Jika
dilakukan secara automatic, maka proses sinkronisasi akan bekerja sendiri.
BAB III
3.1
Kesimpulan
Dalam
menjalankan atau memberikan supply listrik yang besar maka tidak cukup jika
hanya dipenuhi oleh sebuah generator saja, oleh karena itu diperlukan beberapa
generator, yang kerjanya dihubungkan dengan generator lainnya atau dihubungkan
secara parallel, dan juga digabungkan dengan pembangkit listrik yang memiliki
supply listrik yang besar. Seperti sebuah gardu menyimpan PLN. Maka untuk itu
alat pembagi daya harus ada pada sebuah generator parallel, generator yang satu
dengan yang lain tidak terjadi kesetimbangan beban daya. Karena apabila tidak
ada keseimbangan daya pada generator yang satu dengan yang lain maka akibatnya
mesin generator akan cepet rusak.
3.2 Saran
Kebutuhan
akan energi sangatlah banyak, dikarenakan disetiap manusia dimuka bumi
sangatlah bergantung pada apa yang namanya listrik, dan untuk itu alangkah
baiknya dalam memenuhi kebutuhan energi ini, diharapkan manusia juga memikirkan
untuk mencari energi alternatif, untuk cadangan dari energi yang ada pada ssat
ini. Karena yang kita ketahui bersama bahwa dalam pemenuhannya, kita harus
mengorbankan energi lainnya yang bisa merusak bumi. Seperti bahan bakar fosil
dan gas yang jumlahnya terbatas dan akan habis, namun untuk ketersedian
kembalinya membutuhkan waktu yang lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar