Puji syukur Alhamdulillah,
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia -
Nya, saya dapat menyelesaikan kegiatan menyusun laporan praktek bengkel ini
dengan baik.
Laporan
ini disusun berdasarkan hasil belajar, pengalaman dan pengamatan saya selama
melaksanakan praktek bengkel di Politeknik Negeri Jakarta. Kami menyampaikan terima kasih kepada pihak –
pihak yang telah membantu baik pada proses persiapan, pembekalan pelaksanaan
sampai dengan penyusunan laporan ini.
Kedua Orang Tua penulis
Kepada Dosen pembimbing, Bapak Silo Wardono
Kepada Dosen pembimbing, Bapak Indra Z
Kepada Dosen pembimbing, Bapak
Entis
Kepada Bapak Khafiddun, sebagai
storeman yang telah menyiapkan semua alat-alat dan keperluan dalam praktikum di
bengkel
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini msih terdapat kekurangan, karena
ini merupakan pengalaman pertama saya menyusun laporan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
saya harapkan.
Semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi kami, pembaca, dan institusi, terima kasih.
Depok,
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
..............................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................1
B. Tujuan ...................................................................................
2
BAB II KAJIAN
TEORI .........................................................................3
A. Kabel ..............................................................................................3
1. Kabel NYA ...................................................................................5
2. Kabel
NYM ...................................................................................5
3. Kabel NYAF ...................................................................................5
B. ELCB ..............................................................................................7
C. MCC
.............................................................................................10
D. MCB ............................................................................................11
E. Terminal
dan Sambungan ............................................................14
1. Terminal
Sekrup .......................................................................15
F. Busbar .................................................................................23
G. Relay .............................................................................................23
H. Kontaktor ..................................................................................24
I. TOR ............................................................................................25
J. Timer ............................................................................................28
1. Timer
On Delay .......................................................................28
2. Timer Off Delay .......................................................................29
K. Lampu Tanda
....................................................................31
L. Selector
Switch
...........................................................................32
M. Pedal
Switch .................................................................................32
N. Limit
Switch .................................................................................38
O. Push Button .................................................................................38
P. Stop
Kontak 3 phasa
....................................................................38
Q. Motor DOL ..................................................................................38
R. Motor
Forward Reverse ............................................................38
S. Motor 2 Speed .......................................................................38
T. Motor Star - Delta .......................................................................38
U. CT (Current Transformator) ..................................................38
BAB III ALAT DAN
BAHAN .............................................................52
A. Peralatan
yang Dibutuhkan ..................................................52
B. Time Schedule .......................................................................54
BAB IV DIAGRAM
RANGKAIAN ..................................................59
A. Diagram Daya .......................................................................59
B. Diagram Kontrol .......................................................................60
C. Diagram Single line .......................................................................61
BAB V DENAH
INSTALASI INDUSTRI DAN PERHITUNGAN DAYA...65
A. Denah Instalasi Rumah ............................................................65
B. Perhitungan Daya .......................................................................66
BAB VI PROSEDUR
PERCOBAAN ..................................................67
BAB VII PEMBAHASAN ........................................................................68
BAB VIII KESIMPULAN
DAN SARAN ..................................................72
Kegiatan mata kuliah bengkel instalasi listrik industri
merupakan suatu materi yang sangat penting untuk para mahasiswa di semester
tiga ini. Di dalam bengkel instalasi istrik industri ini, mahasiswa
diperkenalkan kepada seluk-beluk instalasi listrik industri, kemudian mahasiswa
juga dapat memperagakan, menggunakan, serta mengaplikasikan peralatan kerja
secara langsung sesuai dengan fungsinya, yang digunakan untuk menghasilkan
benda kerja yang diinginkan.
Di dalam kegiatan mata kuliah bengkel instalasi listrik
industri pada semester tiga ini, mahasiswa diperkenalkan kepada
peraturan-peraturan di dalam bengkel. Mahasiswa melakukan kegiatan praktik kerja
untuk mendapatkan keahlian pada bengkel instalasi listrik.
Instalasi listrik sudah seharusnya dipasang
dengan sangat teliti karena suatu instalasi listrik merupakan sumber pasokan
listrik yang akan masuk kedalam bangunan tersebut. Dalam membuat dan merancang
suatu penginstalasian, hal – hal yang terpenting adalah kita harus dapat
mengetahui bagaimana cara menginstalasi sesuai dengan yang diinginkan. Untuk
mennjadi seorang instaltir yang handal diperlukan juga pengetahuan dalam
merangkai suatu rangakain listrik yang rumit sekalipun, seorang instaltir
dituntut agar kreatif dalam merangkai suatu rangkaian, agar mendapat hasil yang
maksimal tetapi tetap sesuai dengan biaya yang telah ditentukan. Seorang
instaltir juga harus mengetahui peralatan apa saja yang ia butuhkan dalam
proses penginstalasian. Perlengkapan listrik yang dipasang harus bermutu baik
dan berstandar internasional.
Setelah mendapatkan
bimbingan dan pelatihan oleh para Dosen di dalam bengkel instalasi listrik ini
diharapkan para mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapatkan. Serta
mahasiswa akan dapat beradaptasi dengan cepat dan dapat membiasakan diri dalam
suasana lingkungan dunia kerja diluar dan dapat terjun ke dalam dunia kerja
dengan keterampilan dan keahlian yang mereka miliki, serta dapat mengembangkan
potensi yang ada pada diri mahasiswa agar dapat bersaing dalam dunia teknik
tingkat nasional mapun internasional
Tujuan
Di dalam pelajaran Bengkel Instalasi Listrik Industri, kegiatan yang diakukan merupakan kegiatan
praktik langsung di dalam bengkel.
Adapun jenis kegiatan praktiknya bermacam - macam, kegiatan praktik ini
pun mempunyai tujuan, adalah :
-
Mengenal peralatan yang digunakan dalam
rangkaian control, sertamengetahui fungsi, kegunaan serta cara kerja dari alat tersebut.
-
Mampu memasang/merakit
instalasi sesuai dengan job sheet yang diberikan.
-
Mampu mengatasi/memecahkan
permasalahan yang terjadi saat pemasangan maupun pengoperasian instalasi
listrik.
-
Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang
telah diberikan di ruangan kelas.
-
Mahasiswa juga dapat
memenuhi kompetensi yang diberikan oleh instruktur agar dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan.
-
Mahasiswa diharapkan dapat kreatif dan mandiri
dalam mengerjakan penginstalsian listrik.
-
Mahasiswa dapat bekerja secara efisien dan
efektif sesuai dengan schedule kerja yang telah dibuat oleh mahasiswa itu
sendiri.
-
Mampu membuat analisa data
dari peraktikum yang telah dilakukan.
BAB II
KAJIAN TEORI
Peralatan-peralatan instalasi listrik adalah
semua alat yang berhubungan dengan instalasi listrik dan digunakan sesuai
dengan kebutuhan. Jenis peralatan-peralatan sangat banyak, untuk lebih jelasnya
di bawah ini akan dijelaskan beberapa jenis peralatan listrik yang digunakan
dalam suatu instalasi listrik, dan dalam memilihnya harus memenuhi standar yang
telah di tentukan. Adapun jenis peralatannya adalah:
Kabel
Kabel listrik adalah media
untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik terdiri
dari isolator dan konduktor.
Isolator di sini adalah bahan
pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastik atau
thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun
aluminium.
Kemampuan hantar sebuah kabel
listrik ditentukan oleh KHA (kemampuan hantar arus) yang dimilikinya, sebab
parameter hantaran listrik ditentukan dalam satuan Ampere. Kemampuan
hantar arus ditentukan oleh luas penampang konduktor yang berada dalam kabel
listrik, adapun ketentuan mengenai KHA kabel listrik diatur dalam spesifikasi
SPLN.
Sedangkan tegangan listrik
dinyatakan dalam Volt, besar daya yang diterima dinyatakan dalam satuan
Watt, yang merupakan perkalian dari Ampere x Volt = Watt. Pada tegangan 220
Volt dan KHA 10 Ampere, sebuah kabel listrik dapat menyalurkan daya sebesar
220V x 10A = 2200 Watt. Kabel listrik berdasarkan tegangannya terdiri beberapa
kategori, antara lain Kabel listrik Tegangan Rendah, Kabel listrik Tegangan
Menengah, dan Kabel listrik Tegangan Tinggi
1. Kabel NYA
Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan
isolasi PVC, untuk instalasi luar/kabel udara. kode warna isolasi ada warna
merah, kuning, biru dan hitam. Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan
karena harganya yan relatif murah. Lapisan isolasinya hanya satu lapis sehingga
mudah cacat, tidak tahan air (kabel NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah
digigit tikus.
Agar aman memakai kabel tipe ini,
kabel baiknya dipasang di dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup.
Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi
yang terkelupas tidak langsung tersentuh oleh manusia.
2. Kabel NYM
Kabel NYM
memiliki lapisan isolasi dua lapis sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari
kabel NYA. Terdapat bahan lapisan isolasi PVC.
Warnanya putih atau abu-abu. Berinti 2, 3, dan 4.
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya
berwarna putih atau abu-abu) ada yang berinti dua, tiga atau empat. Kabel NYM
memiliki lapisan isolasi dua lapis sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari
pada kabel NYA namun harganya lebih mahal dari pada kabel NYA. Kabel ini bisa
di pergunakan di lingkungan yang kering ataupun basah namun tidak boleh di
tanam.
3. Kabel NYAF
Kabel NYAF merupakan jenis kabel feksibel
dengan penghantar tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi
panel-panel yang memerlukan fleksibelitas tinggi.
Beberapa
faktor pertimbangan dalam memilih ukuran kawat untuk
transmisi
dan distribusi tenaga listrik :
-
kehilangan atau kerugian tenaga (Power Loss),
yang dirubah menjadi panas dalam kawat karena adanya tahanan kawat itu sendiri.
Besarnya power loss = I2 R.kawat dengna ukuran besar, harga tahanan akan
mengecil sehingga tenaga yang hilang diperkecil.
-
Kerugian tegangan. Tegangan listrik dari sumber
akan turun disebabkan karena adanya pemakaian arus pada beban. Pemakaian arus
menyebabkan adanya kehilangan / kerugian tegangan (I.R drop)
-
Batasan kuat arus yang boleh dialirkan pada
kawat agar tidak menimbulkan panas yang berlebihan (kritis), dimana panas
tersebut akan merusak bahan isolasi
ELCB
ELCB
kependekan dari Earth Leakage Circuit Breaker. Earth Leakage Circuit Breaker
(ELCB) adalah perangkat keamanan yang digunakan dalam instalasi listrik dengan impedansi bumi
tinggi untuk mencegah shock. Mendeteksi tegangan liar
kecil di logam peralatan
listrik, dan mengganggu sirkuit jika tegangan
berbahaya terdeteksi. Setelah
banyak digunakan, instalasi yang lebih baru malah menggunakan sisa pemutus sirkuit saat
ini yang bukan mendeteksi kebocoran arus langsung.
Earth Leakaque
Circuit
Breaker atau alat
pengaman arus bocor tanah atau juga disebut saklar pengaman arus sisa (SPAS)
bekerja dengan sistim differential, saklar ini memiliki sebuah transformator
arus dengan inti berbentuk gelang, inti ini melingkari semua hantaran suplay ke
mesin atau peralatan yang diamankan, termasuk hantaran netral, ini berlaku
untuk semua sambungan satu-phasa, sambungan tiga-phasa tanpa netral maupun
sambungan tiga-phasa dengan netral.
Dalam keadaan normal, jumlah arus yang dilingkari oleh inti trafo adalah sama dengan nol, kalau terjadi arus bocor ketanah, misalkan 0,5 ampere, maka keadaan setimbang ini akan terganggu, karena itu dalam inti trafo akan timbul medan magnet yang membangkitkan suatu tegangan dalam kumparan sekunder, Arus defferntial terkecil yang masih menyebabkan saklar ini bekerja disebut arus jatuh nominal (If) dari saklar. Saklar ini direncanakan untuk suatu arus jatuh nominal tertentu. Prinsip kerja ELCB :
Pada saat
terjadi gangguan arus yang mengalir dipenghantar phasa tidak sama lagi dengan
arus yang mengalir pada netral ( IL = IN + If )
atau sistim dikatatakan dalam keadaan tidak seimbang, arus differensial ini
dibandingkan dalam sebuat sistim trafo toroida. Ketidak seimbangan antara arus
phasa dengan arus netral menandakan adanya arus bocor ketanah akibat kegagalan
isolasi, ketidak seimbangan arus ini akan menyebabkan fluks magnet pada toroida
sehingga pada bilitan sekunder toroida akan dibangkitkan suatu tegangan yang
berfungsi untuk menggerakan relai pemutus mekanisme kontak, kemudian kontak
utama ELCB akan memutuskan hubungan dengan peralatan.
Untuk
instalasi rumah kita dapat memilih ELCB dengan kepekaan yang lebih tinggi yakni
ELCB dengan ratting arus sisa 10 mA atau 30 mA. Perlindungan yang idial untuk
instalasi listrik apapun seharusnya memiliki perangkat pengaman terhadap beban
lebih, hubung singkat dan arus bocor. Untuk mengamanka sistim dan peralatan
yang kita gunakan sebaiknya sistim kita memilki pentanahan yang baik dalam arti
nilai impedansi pentanahan harus sekecil mungkin agar pengaliran arus gangguan
ketanah berlangsung dengan sempurna.
Bagaimanapun juga
kenaikan nilai impedansi beberapa ohm saja bisa mempengaruhi pengaliran arus
gangguan ketanah menjadi tidak sempurna, sehingga pada kondisi ini terjadi
penambahan waktu pemutusan rangkaian dalam beberapa menit untuk ELCB tersebut
bekerja, atau ada kemungkinan sama sekali ELCB tersebut tidak bisa bekerja.
Banyak contoh
yang terkait dengan pentanahan peralatan yang mengalami gangguan, sehingga
satu-satunya cara perlindungan yang dapat diberikan adalah melalui pemakaian
ELCB dengan kepekaan tinggi. Perlu dicatat bahwa tidak tertutup kemungkinan
terjadinya gangguan yang dapat membahayakan manusia atau mahluk hidup akibat
dari pentanahan yang tidak baik, yang mana nilai impedansi pentanahan yang bisa
berubah. Saklar ini dapat dicoba dengan sebuah tombol tekan percobaan yang
terdapat pada saklar, tahanan dari lingkaran arus percobaan dipilih sedemikian
hingga saklar kutub dua untuk tegangan AC 220 Volt, bisa juga digunakan pada
tegangan 127 Volt.
Saklar ini memiliki
magnet hilang, karena itu pemutusannya tidak bergantung pada tegangan jaringan, Suatu arus bocor akan
menyebabkan suatu medan magnet kedua dalam magnet halang (medan halang), karena
medan halang ini jalan ke
angker bagi garis-garis gaya dari magnet permanent akan tertutup. Sebuah magnet
permanent menimbulkan garis-garis gaya megnetik dalam dua paket besi
trasformator dengan permiabilitas yang rendah. Sebagian besar dari garis-garis
gaya megnet tersebut melewati sebuah angker, sehingga angker ini akan ditarik.
Gaya tarik maknet ini mengalahkan gaya tarik sebuah pegas.
Pemutusan dari saklar
berlangsung sebagai berikut : kalau dalam lingkaran arus utama terjadi hubung
tanah, maka dalam kumparan sekunder dari transformator akan timbul suatu
tegangan, karena itu dalam kumparan dari magnet halang yang dihubungkan dengan
magnet sekunder akan mengalir arus. Arus ini akan
membangkitkan suatu medan magnet, garis-garis gaya dari medan tersebut harus
juga melalui tempat-tempat sempit E, karena itu ditempat ini garis-garis gaya
itu akan tertutup, oleh karena itu magnet tersebut diberi nama magnet halang.
Dengan
demikian seluruh garis gaya dari magnet permanent sekarang terpaksa harus
melaluishunt magnet tersebut. Garis gaya yang semula melalui angker, sekarang
tertarik ke shunt magnet, karena itu angker tersebut akan terlepas dan ditarik
oleh pegasnya gerakan ini akan menyebabkan saklar arus bocor tanah akan mebuka
secara mekanis.
MCCB
MCB
Miniature Circuit Breaker (MCB) berfungsi
sebagai peralatan pengaman terhadap gangguan hubung singkat dan beban lebih
yang mana akan memutuskan secara otomatis apabila melebihi dari arus
nominalnya, elemen penting MCB yaitu :
1. Terminal trip (Bimetal)
2.
Elektromagnetik trip (coil)
3.
Pemadam busur api
4.
Mekanisme pemutusan
Berdasarkan konstruksinya, maka MCB memiliki
dua cara pemutusan yaitu: pemutusan bersarkan panas dan berdasarkan
elektromagnetik.
Pemutusan berdasarkan panas dilakukan oleh batang bimetal, yaitu : perpaduan dua buah logam yang berbeda koefisien muai logamnya. Jika terjadi arus lebih akibat beban lebih, maka bimetal akan melengkung akibat panas dan akan mendorong tuas pemutus tersebut untuk melepas kunci mekanisnya.
Pemutusan berdasarkan lektromagnetik dilakukan oleh koil, jika terjadi hubung singkat maka koil akan terinduksi dan daerah sekitarnya akan terdapat medan magnet sehingga akan menarik poros dan mengoperasikan tuas pemutus. Untuk menghindari dari efek lebur, maka panas yang tinggi dapat terjadi bunga api yang pada saat pemutusan akan diredam oleh pemadam busur api dan bunga api yang timbul akan masuk melalui bilah-bilah busur api tersebut.
Pemutusan berdasarkan panas dilakukan oleh batang bimetal, yaitu : perpaduan dua buah logam yang berbeda koefisien muai logamnya. Jika terjadi arus lebih akibat beban lebih, maka bimetal akan melengkung akibat panas dan akan mendorong tuas pemutus tersebut untuk melepas kunci mekanisnya.
Pemutusan berdasarkan lektromagnetik dilakukan oleh koil, jika terjadi hubung singkat maka koil akan terinduksi dan daerah sekitarnya akan terdapat medan magnet sehingga akan menarik poros dan mengoperasikan tuas pemutus. Untuk menghindari dari efek lebur, maka panas yang tinggi dapat terjadi bunga api yang pada saat pemutusan akan diredam oleh pemadam busur api dan bunga api yang timbul akan masuk melalui bilah-bilah busur api tersebut.
Keuntungan sebuah pengaman otomatis adalah
dapat segera digunakan lagi setelah terjadi pemutusan, dalam pengaman otomatis
terdapat kopeling jalan bebas karena kopeling ini otomatnya tidak bisa
digunakan kembali kalau gangguanya belum diperbaiki.
Sifat
dari MCB adalah :
a. Arus beban dapat diputuskan bila panas yang
ditimbulkan melebihi dari panas yang di izinkan
b. Arus
hubung singkat dapat diputuskan tanpa adanya perlambatan
c. Setelah dilakukan perbaikan, maka MCB dapat digunakan
kembali
Keterangan
gambar :
1.
Tuas aktuaror operasi On-Off.
2.
Mekanisme Actuator.
3.
Kontak penghubung.
4.
Terminal Input-Output.
5.
Batang Bimetal.
6.
Plat penahan & penyalur busur api.
7.
Solenoid / Trip Coil.
8. Kisi-kisi pemadam busur api.
Berdasarkan waktu pemutusanya, pengaman otomatis dibagi
atas :
a. Type G (General) Biasanya digunakan untuk instalasi motor listrik
b. Type L (Line) Biasanya digunakan untuk instalasi jala-jala
c. Type H (Home) Biasanya digunakan untuk instalasi rumah/gedung
d. Type K & U Biasanya digunakan untuk rangkaian elektronika atau trafo
a. Type G (General) Biasanya digunakan untuk instalasi motor listrik
b. Type L (Line) Biasanya digunakan untuk instalasi jala-jala
c. Type H (Home) Biasanya digunakan untuk instalasi rumah/gedung
d. Type K & U Biasanya digunakan untuk rangkaian elektronika atau trafo
a. MCB type G
Pada jenis ini digunakan untuk mengamankan
motor-motor kecil AC maupun DC, mengamankan alat-alat listrik dan juga
rangkaian akhir besar untuk penerangan, seperti penerang pada bangsal pabrik
dll. Pengaman elektro magnetiknya berfungsi pada 8 – 11 x I nominalnya untuk AC
dan 14 x I nominal untuk DC.
b. MCB tipe L
Pada jenis ini pengaman thermisnya disesuaikan
dengan meningkatnya suhu hantaran, kalau terjadi beban lebih dan suhu
hantaranya melebihi suatu nilai tertentu, maka elemen bimetalnya akan
memutuskan rangkaian. Kalau terjadi hubung singkat, maka arusnya kan diputuskan
oleh pengaman elektromagnetik. Untuk AC adalah : 4 – 6 x In dan DC adalah : 8 x
In dimana pemutusan arusnya akan berlangsung dalam waktu 2 detik.
c. MCB type H
Secara thermis jenis ini sama dengan otomat type
L, tapi pengaman elektro magneriknya akan memutuskan dalam waktu 0,2 detik.
Untuk AC 2,5–3 x In dan DC 4 x In. jenis otomat ini digunakan untuk instalasi
rumah, dimana kondisi gangguan yang relative kecil pun harus diputuskan dengan
cepat, jadi kalau terjadi gangguan tanah, maka bagian – bagian yang terbuat
dari logam tidak akan lama bertegangan.
Terminal dan Sambungan
Sambungan penghantar listrik seringkali
merupakan sumber kerusakan dan jatuhnya instalasi yang berakibat pada
sifat-sifatnya (kebakaran). Dengan demikian sambungan ini merupakan bagian yang
sangat penting dalam menentukan keandalan instalasi listrik.
Kita telah mengetahui bahwa penghantar akan
naik panasnya bila arus mengalir melaluinya. Kenaikan panas itu harus dibatasi
supaya tidak merusak isolasi penghantar dan supaya tidak menambah tahanan
penghantar. Standar pembatasan ini biasanya 700C untuk isolasi penghantar PVC
dan dibatasi oleh penghantar yang membawa kapasitas arus. Hal ini juga terjadi
pada sambungan. Sambungan-sambungan itu harus bisa menampung kapasitas arus
yang dialirkan melalui penghantar yang disambungkan dan harus tetap dapat
diandalkan dalam setiap temperature.
Sebelum penghantar disambungkan pada terminal,
isolasi harus dikupas dari penghantar itu menurut yang diperlukan untuk type
dan ukuran yang khusus daripada setiap terminal.
1. Terminal Sekrup
Terminal
ini digunakan untuk penghantar yang mempunyai ukuran berkisar 1,5 sampai 10mm2.
Penghantar yang dipegang dalam posisinya dan diklem berbentuk “U” dan sekrup dengan
ring kunci.
Ini juga
memungkinkan mengencangkan dua penghantar pada terminal ini.
Keterangan:
1. Kontak
terminal
2. Klem
3. Sekrup
4. Ring
kunci
Terminal di bawah ini tidak mempunyai klem
untuk memegang penghantar agar kencang dalam posisinya. Dengan demikian
penghantar harus dibentuk ke dalam sebuah mata itik atau penyambung khusus
disolder, dipres, atau yang di sekrup. Tipe dari terminal ini digunakan untuk
semua ukuran daripada penghantar dan kabel yang berkisar dari 0,75 sampai 240
mm2. untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini:
Terminal yang disekrup yang telah diterangkan
sebelumnya juga dapat ditemui dalam bentuk terminal blok, ini digunakan dalam
instalasi listrik industri untuk menyambungkan penghantar dengan yang lainnya.
Bodi dari terminal blok terbuat dari keramik atau plastik untuk mengisolasi
terminal dari yang lainnya dan juga dari permukaan dimana terminal itu
ditempatkan. Tiap terminal blok dengan lubang untuk pemasangan. Untuk lebih
jelasnya dapat diperhatikan gambar di bawah ini:
Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada ujung
penghantar oleh sekrup terminal di atas terminal selalu dilengkapi dengan klem
dari plat 3,5 m atau klem per.
Beberapa instalasi memerlukan
terminal yang mana komponen tidak berdempet, terminal blok atau permukaan yang
istimewa, seperti terminal yang biasa dibutuhkan dalam instalasi penerangan
rumah dimana kotak bercabang tanpa menggunakan terminal blok.
Di bawah ini beberapa contoh daripada terminal
yang telah disebutkan di atas. Terminal-terminal ini dibentuk dalam rumah-rumah
kecil terbuat dari plastik atau
keramik, maksudnya untuk mengisolasi satu dengan yang lainnya.
Terminal ini dapat ditemui untuk ukuran penghantar
yang berkisar dari 1,5 sampai 16 mm2.
Ada juga terminal blok yang mana dapat dipotong
atau dipatahkan menurut panjang yang diperlukan. Tiap terminal juga dapat
digunakan satu persatu. Terminal ini dapat dijumpai untuk penghantar dengan
ukuran berkisar dari 1,5 sampai 16 mm2.
Adapun terminal yang disekrup menjadi satu yang
mana dapat menjadi satu barisan terminal blok pada rel pemasangan khusus dengan
ukuran yang diperlukan untuk instalasi yang istimewa/khusus. Terminal ini
disebut terminal deret. Terminal ini banyak dijumpai
untuk penghantar dengan ukuran berkisar dari 0,5 sampai 35 mm2.
Ini adalah terminal satu deret (single line up
terminal). Terminal ini dikancing pada rel pemasangan dan tertahan disana oleh
alat penahan per. Tiap ujung terminal tertahan oleh pembatas akhir (end stops)
seperti yang digambarkan pada gambar di bawah ini.
Busbar
Relay
Simbol
relay adalah sbb. :
Cara
kerja relay adalah apabila coil diberi tegangan, maka kontak CO bekerja atau
pindah posisi, sedang bila tegangan diputus maka kontak CO kembali ke posisi
semula.
Kontaktor
Adapun peralatan
elektromekanis jenis kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :
Prinsip Kerja
Sebuah kontaktor terdiri dari koil,
beberapa kontak Normally Open ( NO ) dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada
saat satu kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO
akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal
kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil
adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan
menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor
yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang
paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian
listrik maka gambar prinsip kerja kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar
berikut :
Kontaktor termasuk jenis saklar motor
yang digerakkan oleh magnet seperti yang telah dijelaskan di atas. Bila pada
jepitan a dan b kumparan magnet diberi tegangan, maka magnet akan menarik
jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang berhubungan dengan jangkar
tersebut ikut tertarik. Tegangan yang harus dipasangkan dapat tegangan bolak
balik ( AC ) maupun tegangan searah ( DC ), tergantung dari bagaimana magnet
tersebut dirancangkan. Untuk beberapa keperluan digunakan juga kumparan arus (
bukan tegangan ), akan tetapi dari segi produksi lebih disukai kumparan
tegangan karena besarnya tegangan umumnya sudah dinormalisasi dan tidak
tergantung dari keperluan alat pemakai tertentu.
Karakteristik
Spesifikasi
kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan daya kontaktor
ditulis dalam ukuran Watt / KW, yang disesuaikan dengan beban yang dipikul,
kemampuan menghantarkan arus dari kontak – kontaknya, ditulis dalam satuan
ampere, kemampuan tegangan dari kumparan magnet, apakah untuk tegangan 127 Volt
atau 220 Volt, begitupun frekuensinya, kemampuan melindungi terhadap tegangan
rendah, misalnya ditulis ± 20 % dari tegangan kerja. Dengan demikian dari segi keamanan dan
kepraktisan, penggunaan kontaktor magnet jauh lebih baik dari pada saklar
biasa.
Aplikasi
Keuntungan penggunaan kontaktor magnetis
sebagai pengganti peralatan kontrol yang dioperasikan secara manual meliputi
hal :
-
Pada
penangan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun alat manual
yang cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan sulit mengoperasikannya. Sebaliknya, akan
relatif sederhana untuk membangun kontaktor magnetis yang akan menangani arus
yang besar atau tegangan yang tinggi, dan alat manual harus mengontrol hanya
kumparan dari kontaktor.
-
Kontaktor
memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu operator (satu lokasi) dan
diinterlocked untuk mencegah kesalahan dan bahaya operasi.
-
Pengoperasian
yang harus diulang beberapa kali dalam satu jam, dapat digunakan kontaktor
untuk menghemat usaha. Operator secara sederhana harus menekan tombol dan
kontaktor akan memulai urutan event yang benar secara otomatis.
-
Kontaktor
dapat dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor yang sangat peka.
-
Tegangan
yang tinggi dapat diatasi oleh kontaktor dan menjauhkan seluruhnya dari
operator, sehingga meningkatkan keselamatan / keamanan instalasi.
-
Dengan
menggunakan kontaktor peralatan kontrol dapat dipasangkan pada titik-titik yang
jauh. Satu-satunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah ruangan untuk
tombol tekan.
-
Dengan
kontaktor, kontrol otomatis dan semi otomatis mungkin dilakukan dengan
peralatan seperti kontrol logika yang dapat diprogram seperti Programmable
Logic Controller (PLC).
TOR
Thermal
Overload Relay (TOR)
Adalah
pengaman beban lebih atau overload yang igunakan pada instalasi beban motor
listrik adalah TOR.Jika arus yang melaui penghantar yang menuju motor listrik
melebihi kapasitas atau seting TOR, maka TOR
drop atau terputus sehingga rangkaian yang
menuju motor listrik
terputus.
TOR
dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama (untuk seri magnet kontaktor
tertentu).Rotasi kontak utamanya adalah 2,4,6 sebelum beban atau motor listrik.
Beberapa
penyebab terjadinya beban lebih :
-Beban
mekanik pada motor listrik terlalu besar.
-Arus
start terlalu besar dan terlalu lama putaran nominal tercapai atau motor
listrik berhenti secara mendadak.
-Terjadi
hubungan singkat pada motor listrik antara fasa dengan fasa,atau antara fas
dengan body.
-Motor
listrik bekerja hanya dengan duaa fasa atau terbukanya salah satu fasa dari
motor listrik tiga fasa.
Prinsip
kerja termal beban berdasarkan panas atau
temperature yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemn-elemen
pemanas bimetal.Jika panas berlebihan maka salah satu logam bimetal melengkung
dan menggerakkan kontak mekanis pemutus rangkaian listrik(untuk bimetal seri
tertentu) notasinya 95,96
Diagram
Kontak-Kontak Pada TOR
Cara kerja Overload pada suatu rangkaian motor
listrik.Apabila terjadi beban lebih pada motor maka TOR atau Overload,akan
menarik kontak-kontaknya secara otomatis yang tadinya 97,92 NO akan terhubung
ke 95,96 NC dan sebaliknya.Jika,pada rangkain motor dipasang pada kondisi 95,96
dan terjadi beban lebih maka 95,96 kembali keposisi awal.Semua pengontrol mati
dan kontaktor-kontaktor tidak hidup dan motornya juga mati,dan jika dilengkapi
dengan aplikasi seperti bell,atau lampu pada TOR pada kontak 97,98 maka bell
dan lampu akan hidup ketika terjadi beban lebih.
Timer
1.Timer ON Delay
Timer ON
Delay Pneumatic. Timer ini terdiri dari, coil relay kontaktor, kontak langsung,
blok On delay timer dan kotak tunda.
Adapun simbol dari timer on delay :
Timer on
delay sistem motorized :
Timer on
delay sistem Elektronik
Cara kerja On delay adalah, apabila
coil di beri tegangan “kontak langsung” bekerja sedang kontak tunda belum
bekerja. Kontak tunda bekerja apabila waktu pengesetannya telah terpenuhi
apabila tegangan coil diputus maka kontak tunda dan kotak langsung kembali ke
posisi semula.
Timer OFF Delay
Timer off delay terdiri dari coil,
timer, kontak langsung dan kotak tunda. Adapun simbol dari timer off delay
adalah
Timer
off delay sistem motorized
Timer
off delay sistem Elektronik
Timer ini terdiri dari coil dengan
sistem control timer dan kontak elektronik dan kotak tunda change over.
Cara
kerja timer off delay adalah apabila coil diberi tegangan “kotak tunda dan
kotak langsung akan bekerja secara bersamaan“. Apabila coil terputus maka
kontak tunda ini akan kembali ke posisi semula sesuai dengan setting waktu yang
telah ditetapkan.
Lampu Tanda
Lampu
tanda adalah sebuah lampu yang digunakan untuk mengetahui sebuah saklar dalam
kondisi ON atau OFF.
Adapun
contoh bentuk lampu tanda adalah :
Lampu Tanda (Pilot Lamp/Indicator Light)
Lampu yang digunakan untuk menandakan kondisi keadaan
pengoperasian beban. Keadaan pengoperasian dari pemakai dapat ditunjukkan oleh
lampu tanda. Biasanya diletakkan dalam saklar itu sendiri. Untuk pengaturan
keadaan ON, dihubungkan paralel dengan pemakai.Sedangkan untuk pengaturan
keadaan OFF, dihubungkan paralel dengan saklar. Jika dinyatakan untuk keadaan
OFF, maka lampu tanda biasanya berada dalam perangkat saklar itu sendiri. Pada
bengkel kali ini pilot lamp digunakan sebagai penanda dari saklar tukar, dalam
keadaan manual maka lampu tanda akan menyala dan pada saat saklar ditekan maka
lampu tanda akan tetap menyala. Pada saat keadaan automatis lampu tanda akan mati.
Selector
Switch
Selector
switch adalah salah satu bentuk sakelar yang digunakan untuk menghidupkan atau
memutuskan beban dengan arus baik secara manual maupun otomatis. Selector
switch digunakan apabila kerja suatu rangkaian control lebih dari satu
mode/pilihan.
Simbol
dari selectors switch adalah :
Foot Switch
Terdapat berbagai jenis saklar di dunia industri yang cara kerja dan fungsinya berlainan salah satunya adalah Foot switch atau Saklar injak, yang akan bekerja jika terinjak dengan kaki, ini diperuntukan untuk operator mesin, supaya mudah ketika mengunakannya atau mengoperasikan bagian mesin tertentu, cukup dengan menginjak bagian pijakan dari foot switch dengan kaki kiri ataupun kanan, maka foot switch akan langsung bekerja, sehingga operatorpun merasa nyaman padasaat menggunakannya.
Pengenalan
Foot
switch atau saklar injak dibuat atau didesain khusus untuk kaki dan bukan untuk
yang lain, terbuat dari besi, mempunyai poros dibagian tengahnya agar bisa
diinjak kearah kiri dan kanan, mempunyai pijakan dikiri dan kanannya yang
berfungsi untuk tempat kaki menginjak dan bercorak garis-garis agar ketika foot
switch diinjak tidak akan licin, dibagian dalamnya terdapat dua buah micro
switch yang berfungsi sebagai pengontak dan terminal untuk pengabelan kemudian
dibagian kiri dan kanan dari badan/body foot switch terdapat dua buah lubang
yang akan digunakan untuk conector sebagai jalur masuk kabel.
Cara Kerja
Sama seperti saklar-saklar yang lain, yang mana akan
bekerja jika mendapatkan tekanan atau gerakan baik itu dari kaki, tangan
ataupun yang lainnya, ketika pijakan dari foot switch baik yang kiri maupun
yang kanan diinjak, maka porosnya akan bergerak dan diteruskan kebagian dalam,
sehingga mengenai micro switch setelah itu kontak dari micro switch akan
bekerja (on), selama kondisi dari foot switch masih terinjak, selama itu pula
kontak micro switch bekerja sampai foot switch tidak terinjak. Kontak
micro switch biasanya memiliki kapasitas beban sekitar 5 ampere, untuk
dihubungkan ke peralatan listrik lainnya.
Penggunaan
Banyak
macam dan ragam penerapan dari foot switch, ini tergantung dari kebutuhan mesin
itu sendiri, berikut adalah contoh-contoh yang umum atau yang sering banyak
penggunaannya seperti :
Digunakan
untuk menggerakan mesin conveyor maju atau mundur.
Digunakan
untuk menggerakan mesin penekan/pusher.
Digunakan
untuk menggerakan mesin roll berputar kedepan atau kebelakang.
Perawatan
Setiap
peralatan akan mempunyai fungsi dan cara kerja yang baik dan umur kerja cukup
panjang manakala dilakukan perawatan secara rutin, begitu juga dengan foot
switch, perawatannya pun cukup mudah, pertama lakukan secara berkala untuk
membersihkannya, kedua berikan pelumasan pada bagian porosnya dibagian luar dan
dalam untuk mencegah terjadinya kemacetan, ketiga periksa juga kondisi micro
switchnya apakah masih bagus atau tidak jika rusak maka gantilah.
Limit Switch
Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan
katup yang berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja limit switch sama
seperti saklar Push ON yaitu hanya akan menghubung pada saat katupnya ditekan
pada batas penekanan tertentu yang telah ditentukan dan akan memutus saat saat
katup tidak ditekan. Limit switch termasuk dalam kategori sensor mekanis yaitu
sensor yang akan memberikan perubahan elektrik saat terjadi perubahan mekanik
pada sensor tersebut. Penerapan dari limit switch adalah sebagai sensor posisi
suatu benda (objek) yang bergerak. Simbol limit switch ditunjukan pada gambar
berikut.
Limit switch umumnya digunakan untuk : Memutuskan dan
menghubungkan rangkaian menggunakan objek atau benda lain. Menghidupkan daya
yang besar, dengan sarana yang kecil. Sebagai sensor posisi atau kondisi suatu
objek. Prinsip kerja limit switch diaktifkan dengan penekanan pada tombolnya
pada batas/daerah yang telah ditentukan sebelumnya sehingga terjadi pemutusan
atau penghubungan rangkaian dari rangkaian tersebut. Limit switch memiliki 2
kontak yaitu NO (Normally Open) dan kontak NC (Normally Close) dimana salah
satu kontak akan aktif jika tombolnya tertekan. Konstruksi dan simbol
limit switch dapat dilihat seperti gambar di bawah.
Limit switch atau dalam bahasa Indonesianya bisa juga
disebut sensor pembatas, dalam artian mendeteksi gerakan dari suatu mesin
sehingga bisa mengontrolnya atau memberhentikan gerakan dari mesin tersebut
sehingga dapat membatasi gerakan mesin dan tidak sampai kebablasan, pemakaiannyapun
sangat umum dan banyak, juga mempunyai prinsip kerja yang sederhana, sehingga
sangat mudah untuk dipelajari, baik itu oleh pelajar ataupun praktisi
dibidangnya, hampir setiap mesin-mesin produksi yang ada di industri
menggunakannya, sehingga andaikan ada seorang siswa yang melakukan praktek kerja
lapang (PKL) di sebuah industri pasti akan dengan mudah menemukannya. Ada
berbagai jenis dan model Limit switch yang ada, tergantung dari tipenya, gambar
diatas adalah salah satu diantaranya yang akan diuraikan disini.
Pengenalan
Limit switch adalah salah satu sensor yang akan bekerja
jika pada bagian actuator nya tertekan suatu benda, baik dari samping kiri
ataupun kanan, mempunyai micro switch dibagian dalamnya yang berfungsi untuk
mengontakkan atau sebagai pengontak, gambar batang yang mempunyai roda itu
namanya actuator lalu diikat dengan sebuah baud, berfungsi untuk menerima
tekanan dari luar, roda berfungsi agar pada saat limit switch menerima tekanan,
bisa bergerak bebas, kemudian mempunyai tiga lubang pada body nya berfungsi
untuk tempat dudukan baut pada saat pemasangan di mesin.
Cara Kerja
Ketika
actuator dari Limit switch tertekan suatu benda baik dari samping kiri ataupun
kanan sebanyak 45 derajat atau 90 derajat ( tergantung dari jenis dan type
limit switch ) maka, actuator akan bergerak dan diteruskan ke bagian dalam dari
limit switch, sehingga mengenai micro switch dan menghubungkan
kontak-kontaknya, pada micro switch terdapat kontak jenis NO dan NC seperti
juga sensor lainnya, kemudian kontaknya mempunyai beban kerja sekitar 5 A,
untuk dihubungkan ke perangkat listrik lainnya, dan begitulah seterusnya,
selain itu limit switch juga mempunyai head atau kepala tempat dudukan actuator
pada bagian atas dari limit switch dan posisinya bisa dirubah-rubah sesuai
dengan kebutuhan. Contoh-contoh
penggunaan limit switch adalah sebagai berikut:
Digunakan
untuk sensor door open/close.
Digunakan
untuk sensor cylinder up/down.
Digunakan
untuk sensor Safety cover (emergency stop).
Digunakan
untuk sensor mesin home posisi.
Push Button
Stop
Kontak 3 phasa
Di lihat
dari bentuknya stop kontak dibedakan menjadi tiga yaitu stop kontak biasa, stop
kontak dengan hubungan tanah dan stop kontak tahan air. Sedangkan jika dilihat
dari cara pemasangannya stop kontak dibedakan menjadi dua stop kontak yang
ditanam dalam dinding dan stop kontak yang ditanam di permukaan dinding.
Motor
DOL
DOL Starter adalah metoda starting motor
dengan memberikan tegangan penuh dari jala-jala secara langsung. Starter jenis ini biasanya digunakan untuk
motor-motor listrik yang berukuran kecil. DOL Starter digunakan apabila
penurunan tegangan saat motor dihidupkan (starting) tidak menjadi masalah atau
tegangan jatuh tidak melewati batas toleransi yang diijinkan mengingat arus
starting motor jenis ini bisa 4-7 kali lebih besar dari arus nominalnya.
Sebagai contoh jika motor dalam kondisi running arusnya sekitar 4 ampere, maka
ketika starting bisa mencapai 16 s/d 28 ampere. DOL Starter umumnya digunakan untuk starting
motor dengan kapasitas dibawah 10 kW.
Rangkaian
daya
Pada
rangkaian daya anda akan menemukan komponen utama yang akan mengalirkan daya
dari sumber ke beban yaitu motor. Mengalir atau tidaknya daya untuk motor ini
diatur oleh rangkaian kontrol.
Rangkaian
control
Kontrol
ini bekerja melalui sebuah device listrik yang disebut dengan kontaktor yang
akan memutuskan/mengalirkan daya dari sumber ke motor melalui anak-anak
kontaknya. Biasanya kontak yang digunakan adalah jenis normal terbuka atau
Normally Open yang sering disingkat dengan NO).
Prinsip Kerja
Pada kondisi
normal :
Anak kontak
kontaktor utama masih dalam kondisi normalnya yaitu terbuka (NO).
Pada
kondisi start :
Saat
tombol START ditekan, rangkaian kontrol akan tertutup sehingga akan ada aliran
arus ke belitan/koil kontaktor utama. Efek elektromagnetis akibat mengalirnya
arus ke belitan tadi akan menarik anak-anak kontak sehingga berubah ke kondisi
lawannya (terbuka menjadi tertutup dan tertutup menjadi terbuka).
Motor
akan selalu mendapatkan aliran daya selama rangkaian daya/rangkaian kontrol
tertutup (closed loop) yaitu apabila:
- Main breaker
Q1 tidak dimatikan.
- Tombol
STOP (termasuk Emergency Stop jika ada) tidak ditekan.
- Proteksi panas F2 berlebih akibat kelebihan arus tidak bekerja.
- MCB F10 tidak terbuka.
- Proteksi panas F2 berlebih akibat kelebihan arus tidak bekerja.
- MCB F10 tidak terbuka.
Rangkaian
kontrol direct online adalah pilihan yang cocok untuk aplikasi yang hanya
membutuhkan kendali hidup/mati sebuah motor listrik. Rangkaian start/stop
umumnya digunakan pada sirkuit atau mesin yang berhubungan dengan induction
motor sebagai penggeraknya, seperti mesin-mesin pompa, conveyor, roll dll. Arus
starting motor dengan kontrol DOL sangat tinggi begitu pula torsi awal motor
yang dibangkitkan.
Motor
Forward Reverse
Dari
segi bahasa
forward-reverse berarti
maju-mundur. Sesuai dengan namanya, kontrol motor ini menawarkan fitur dua arah
putaran motor yaitu searah jarum jam “clockwise” atau
biasa disingkat CW dan berlawanan arah jarum jam “counter-clockwise” atau
biasa disingkat CCW. Kontrol forward-reverse (untuk selanjutnya disingkat FR)
sering ditemukan pada aplikasi yang membutuhkan dua arah
seperti :
conveyor
Pada
kasus pembicaraan kali ini kontrol yang dimaksud adalah kontrol foward-reverse untuk
motor arus bolak-balik tiga fasa (misal : motor
induksi) yang akan dikontrol menggunakan rangkaian kontrol forward-reverse. Bagi
yang pernah kuliah tentang motor listrik pasti masih ingat akan bagaimana
mengubah putaran. Putaran searah jarum jam menggunakan urutan standard U-V-W
atau L1-L2-L3. Untuk motor 3 fasa kali ini putaran motor diubah dengan menukar
urutan fasa ke motor yaitu menjadi V-U-W.
Motor 2 Speed
Pada motor ini diketahui bahwa pada dasarnya setiap
peralatan memiliki kecepatan yang berbeda, dan ada beberapa peralatan yang
membutuhkan 2 kecepatan atau lebih, dan pada pertemuan ini dapat diberikan
contoh alat yaitu : mesin press.
Pada kasus ini dibicarakan bahwa kontrol motor 2 Speed
hampir sama dengan kontrol motor Forward Reverse, hanya perbedaan dirangkaian
daya yang mengharuskan motor berputar bolak balik pada kontrol motor forward
reverse, dan di motor forward reverse biasanya memiliki satu kabel pada motor,
sedangkan di motor 2 speed memiliki 2 kabel pada motor
Motor
Star Delta
Seperti namanya, secara garis besar starter Star-Delta
bekerja dengan dua tahap Awalnya motor berjalan dengan rangkaian belitan Star (Y) Setelah beberapa saat, motor melepas
rangkaian belita Star dan
beroperasi dengan belitan Delta.
Jenis control Star-Delta
cocok digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan arus starting lebih rendah
ketimbang saat menggunakan starter DOL.
Cara Kerja Kontrol Star Delta
Dalam operasinya, kontaktor utama K3 dan kontaktor
bintang K1 awalnya akan energized kemudian setelah beberapa waktu kontaktor
bintang akan de-energized digantikan oleh kontaktor delta K2. Kontrol
kapan aktifnya kontaktor-kontaktor ini diatur oleh timer K1T yang waktunya bisa
diatur. Hubungan bintang dan delta akan diproteksi dari potensi aktif pada saat
yang bersamaan dengan menggunakan interlok anak kontak masing-masing terhadap
lawannya
Hubungan bintang delta atau star-delta ini memang cukup
digemari sebagai pilihan aplikasi yang membutuhkan konsumsi arus yang kecil
beberapa saat awal motor dihidupkan namun memiliki suatu kelemahan yang
membuatnya kurang menjadi pilihan setelah adanya pengembangan reduced voltage
starter yang leibh lebih baik seperti soft starter. Satu-satunya
alasan pemilihan jenis starter ini adalah biaya yang lebih murah dibandingkan
reduced voltage starter lainnya.
Umumnya motor listrik memiliki nilai arus
starting yang menakjubkan besarnya sekitar empat hingga tujuh kali dari nilai
ratingnya. Rangkaian pengurangan tegangan adalah salah satu cara untuk
mengatasi masalah motor dapat bekerja tanpa trip dini.
Kenapa
arus starting star-delta bisa lebih kecil dari DOL?
Arus starting motor listrik biasanya adalah
sekitar empat hingga tujuh kali lebih besar dari arus nominalnya. Kenapa?
Karena motor listrik membutuhkan torsi awal yang besar agar dapat melawan
inersianya dan inersia bebannya dari keadaan diam. Torsi adalah proporsional
dengan kuadrat fluks. Fluks adalah perbandingan tegangan dan frekuensi.
Tegangan memiliki hubungan sebanding dengan arus. Pada akhirnya, torsi besar
berarti akan membutuhkan konsumsi arus yang besar juga. Nah, berikut
adalah pembuktian singkat mengapa arus starting star-delta lebih kecil daripada
saat DOL.
Satu dari beberapa hal yang perlu diingat
sebelum memutuskan untuk memilih starter star-delta adalah pastikan bahwa
pengurangan torsi karena rangkaian star saat starting masih memungkinkan beban
bisa diputar oleh motor listrik. Kontrol ini kurang ekonomis untuk beban yang
membutuhkan torsi awal besar dari 40% karena kita harus menggunakan frame size
yang lebih besar dari seharusnya.
Rangkaian Starting Motor Star-Delta
Untuk mengurangi besarnya arus start motor yang
mendekati 7x arus nominal maka dapat dengan menggunakan metode start
Star-Delta. Dengan metode ini motor awalnya diset pada asutan Star, setelah
motor mencapai kecepatan 80% kecepatan maksimal, sambungan diubah ke sambungan
Delta. Dengan cara ini maka torsi dapat dipertahankan sedangkan lonjakan arus
start dapat ditekan.
Gb.
Rangkaian Power Star-Delta
Prinsip Kerja Rangkaian
Fungsi dari rangkaian Star-Delta sendiri adalah
untuk mengurangi arus start yaitu saat pertama kali motor di hidupkan Star
delta adalah sebuah sistem starting motor yang paling banyak dipergunakan
untuk starting motor listrik. Dengan menggunakan star delta starter Lonjakan
arus listrik yang terlalu tinggi bisa dihindarkan. cara kerjanya adalah
saat start awal motor tidak dikenakan tegangan penuh hanya 0.58
dengan cara dihubung bintang/ star. Setelah motor berputar dan arus sudah
mulai turun dengan menggunakan timer arus dipindahkan menjadi segitiga/ delta
sehingga tegangan dan arus yang mengalir ke motor penuh.
Current
Transformator (CT)
Pengukuran atau pendeteksian arus listrik
merupakan salah satu dari parameter utama yang diperlukan dalam kelistrikan.
Misalkan untuk pengukuran arus yang besar, pengukuran daya dan sebagai
parameter proteksi.
Current
Transformer atau CT adalah salah satu type trafo instrumentasi yang
menghasilkan arus di sekunder dimana besarnya sesuai dengan ratio dan arus
primernya. Ada 2 standart yang paling banyak diikuti pada CT yaitu : IEC
60044-1 (BSEN 60044-1) & IEEE C57.13 (ANSI), meskipun ada juga standart
Australia dan Canada.
CT umumnya terdiri dari sebuah inti besi yang
dililiti oleh konduktor beberapa ratus kali. Output dari skunder biasanya
adalah 1 atau 5 ampere, ini ditunjukan dengan ratio yang dimiliki oleh CT
tersebut. Misal 100:1, berarti sekunder CT akan mengeluarkan output 1 ampere
jika sisi primer dilalui arus 100 Ampere. Jika 400:5, berarti sekunder CT akan
mengeluarkan output 5 ampere jika sisi primer dilalui arus 400 Ampere. Dari
kedua macam output tersebut yang paling banyak ditemui, dipergunakan dan lebih
murah adalah yang 5 ampere.
Pada CT
tertulis class dan burden, dimana masing masing mewakili parameter yang
dimiliki oleh CT tersebut. Class menunjukan tingkat akurasi CT, misalnya class
1.0 berarti CT tersebut mempunyai tingkat kesalahan 1%. Burden menunjukkan
kemampuan CT untuk menerima sampai batas impedansi tertentu. CT standart IEC
menyebutkan burden 1.5 VA (volt ampere), 3 VA, 5 VA dst. Burden ini berhubungan
dengan penentuan besar kabel dan jarak pengukuran (lihat table).
Aplikasi CT selain disambungkan dengan alat
meter seperti ampere meter, KW meter Cos Phi meter dll, sering juga dihubungkan
dengan alat proteksi arus, dengan
mempergunakan bermacam ratio CT didapatkan proteksi arus dengan beragam range
ampere hanya dengan satu unit proteksi arus. Yang perlu dipersiapkan adalah
unit proteksi arus dengan range dibawah 5 ampere dan CT dengan ratio XXX:5. Misal
unit proteksi mempunyai range 0,5 ~ 5 Amp, dengan mempergunakan CT dengan ratio
1000:5 maka range proteksi arus yang bisa dijangkau adalah 100 ~ 1000 Amp
Note :
Terminal CT sebaiknya dihubung singkat jika tidak terhubung dengan beban saat
line primer dialiri arus. Ini mencegah pembebanan dengan impedansi yang terlalu
besat dan mengakibatkan percikan bunga api listrik.
BAB III
ALAT DAN
BAHAN
Peralatan yang dibutuhkan
Adapun peralatan kerja yang digunakan ialah, sebagai
berikut :
No
|
Nama Alat
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
Ket
|
|||
PANEL DAYA
|
|||||||
1
|
MCCB
|
Mitsubishi 50A
|
1
|
Baik
|
|||
2
|
MCB 3 Phasa
|
Merlin Gerin 6A
|
1
|
Baik
|
|||
3
|
MCB 3 Phasa
|
Merlin Gerin 10A
|
2
|
Baik
|
|||
4
|
MCB 3 Phasa
|
Merlin Gerin 16A
|
1
|
Baik
|
|||
5
|
MCB 3 Phasa
|
Stotz 10A
|
2
|
Baik
|
|||
6
|
ELCB
|
CMC 25A
|
1
|
Baik
|
|||
7
|
Kontaktor
|
Schneider 25A
|
1
|
Baik
|
|||
8
|
TOR
|
Schneider 2,5A - 4A
|
1
|
Baik
|
|||
9
|
Busbar
|
5
|
Baik
|
||||
10
|
Terminal Blok
|
36
|
Baik
|
||||
11
|
Selector Switch
|
3 Position
|
2
|
Baik
|
|||
12
|
Catdride Fuse
|
10x35mm/440mA
|
3
|
Baik
|
|||
13
|
Lampu Indikator
|
5W/1A/220V
|
3
|
Baik
|
|||
14
|
Amperemeter
|
96x96mm
|
1
|
Baik
|
|||
15
|
Voltmeter
|
96x96mm
|
1
|
Baik
|
|||
PANEL FUSE
|
|||||||
1
|
NH Fuse
|
Linder 50A/500V
|
1
|
Baik
|
|||
2
|
NH Fuse
|
Stern 80A/660V
|
2
|
Baik
|
|||
3
|
Kotak Kontak
|
Broco 10A/250V
|
2
|
Baik
|
|||
4
|
CT
|
3
|
Baik
|
||||
PANEL SIMULATOR
|
|||||||
1
|
Kontaktor
|
Telemecanique 25A
|
2
|
Baik
|
|||
2
|
Relay
|
Omron MK3P-1
|
1
|
Baik
|
|||
3
|
Relay
|
Omron MY4
|
1
|
Baik
|
|||
4
|
Selector Switch
|
3 Position
|
1
|
Baik
|
|||
PANEL STAR - DELTA
|
|||||||
1
|
Kontaktor
|
Telemecanique 25A
|
1
|
Baik
|
|||
2
|
Kontaktor
|
Schneider 25A
|
1
|
Baik
|
|||
3
|
TOR
|
Schneider 23A - 32A
|
1
|
Baik
|
|||
4
|
Push Button
|
Normally Open
|
2
|
Baik
|
|||
5
|
Push Button
|
Normally Close
|
2
|
Baik
|
|||
6
|
Lampu Indikator
|
5W/1A/220V
|
3
|
Baik
|
|||
7
|
Motor
|
Unibel 5 HP
380/660VAC
|
1
|
Baik
|
|||
PANEL FORWARD - REVERSE
|
|||||||
1
|
Kontaktor
|
Telemecanique 25A
|
1
|
Baik
|
|||
2
|
Kontaktor
|
Schneider 25A
|
1
|
Baik
|
|||
3
|
TOR
|
Schneider 2,5A - 4A
|
1
|
Baik
|
|||
4
|
Push Button
|
Normally Open
|
2
|
Baik
|
|||
5
|
Push Button
|
Normally Close
|
1
|
Baik
|
|||
6
|
Lampu Indikator
|
5W/1A/220V
|
3
|
Baik
|
|||
7
|
Limit Switch
|
2
|
Baik
|
||||
8
|
Foot Switch
|
1
|
Baik
|
||||
9
|
Selector Switch
|
3 Position
|
1
|
Baik
|
|||
10
|
Motor
|
Mindong 1 HP 220/380VAC
|
1
|
Baik
|
|||
PANEL 2 SPEED
|
|||||||
1
|
Kontaktor
|
Telemecanique 25A
|
1
|
Baik
|
|||
2
|
Kontaktor
|
Schneider 25A
|
1
|
Baik
|
|||
3
|
TOR
|
Schneider 2,5A - 4A
|
1
|
Baik
|
|||
4
|
TOR
|
Telemecanique 1,6A
- 2,5A
|
1
|
Baik
|
|||
5
|
Push Button
|
Normally Open
|
2
|
Baik
|
|||
6
|
Push Button
|
Normally Close
|
1
|
Baik
|
|||
7
|
Lampu Indikator
|
5W/1A/220V
|
4
|
Baik
|
|||
8
|
Selector Switch
|
3 Position
|
1
|
Baik
|
|||
9
|
Motor
|
3/4 HP 220/380VAC
|
1
|
Baik
|
|||
PANEL DOL (INDUKSI)
|
|||||||
1
|
Kontaktor
|
Telemecanique 25A
|
1
|
Baik
|
|||
2
|
TOR
|
Schneider 2,5A - 4A
|
1
|
Baik
|
|||
3
|
Push Button
|
Normally Open
|
1
|
Baik
|
|||
4
|
Push Button
|
Normally Close
|
1
|
Baik
|
|||
5
|
Motor
|
1 HP 220/380VAC
|
1
|
Baik
|
|||
KOTAK KONTAK 3 PHASA
|
|||||||
1
|
Kontaktor
|
Schneider 25A
|
1
|
Baik
|
|||
2
|
TOR
|
Schneider 2,5A - 4A
|
1
|
Baik
|
|||
3
|
Push Button
|
Normally Open
|
1
|
Baik
|
|||
4
|
Push Button
|
Normally Close
|
1
|
Baik
|
|||
5
|
Lampu Indikator
|
5W/1A/220V
|
2
|
Baik
|
|||
6
|
Selector Switch
|
3 Position
|
3
|
Baik
|
|||
7
|
Kotak Kontak
|
220/380VAC
|
1
|
Baik
|
|||
Time Schedule
Nama : Saddam Abdurrahman
|
||||||||||||||||
Kelas : Teknik Listrik 3D
|
||||||||||||||||
No Kabin : 23
|
||||||||||||||||
No
|
Kegiatan yang dilakukan
|
Hari ke -
|
||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
||
1
|
Penjelasan dan Cek peralatan
|
|||||||||||||||
2
|
Pembongkaran panel
utama
|
|||||||||||||||
3
|
Pembongkaran panel
NH fuse
|
|||||||||||||||
4
|
Pembongkaran panel
F-R
|
|||||||||||||||
5
|
Pembongkaran panel
DOL
|
|||||||||||||||
6
|
Pembongkaran panel
2 speed
|
|||||||||||||||
7
|
Menggambar diagram
daya panel utama
|
|||||||||||||||
8
|
Penyambungan kabel
pada panel utama
|
|||||||||||||||
9
|
Penyambungan kabel
pada panel F-R
|
|||||||||||||||
10
|
Penyambungan kabel
pada panel 2 Speed
|
|||||||||||||||
11
|
Penyambungan kabel
stop kontak 3 Phasa
|
|||||||||||||||
12
|
Penyambungan kabel
pada panel Y-∆
|
|||||||||||||||
13
|
Penyambungan kabel
pada panel DOL
|
|||||||||||||||
14
|
Pengetesan DOL
|
|||||||||||||||
15
|
Pengetesan
Forward-Reverse
|
|||||||||||||||
16
|
Pengetesan
star-delta
|
|||||||||||||||
17
|
Pengetesan 2 speed
|
|||||||||||||||
18
|
Pengetesan stop
kontak
|
BAB IV
DIAGRAM
RANGKAIAN
Diagram Daya Star Delta
Diagram Kontrol Star Delta
BAB V
PROSEDUR
PERCOBAAN
1.
Memasang kabel untuk panel utama dengan acuan
diagram daya utama
2.
Memasang kabel pada panel forword reverse
berupa daya serta control dengan acuan diagram daya dan control forword reverse
3.
Mengecek serta mengetes motor forword reverse
4.
Memasang kabel pada panel 2 kecepatan berupa
daya serta control dengan acuan diagram daya dan control 2 kecepatan
5.
Mengecek serta mengetes motor 2 kecepatan
6.
Memasang kabel pada panel kotak kontak 3 phasa
berupa daya serta control dengan acuan diagram daya dan control kotak kontak 3
phasa
7.
Mengecek serta mengetes motor kotak kontak 3
phasa
8.
Memasang kabel pada panel star delta berupa
daya serta control dengan acuan diagram daya dan control star delta
9.
Mengecek serta mengetes motor star delta.
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada Forward Reverse
Pada
instalasi listrik industri, motor forward reverse dimana putaran motor tersebut
adalah dua sisi yaitu, putaran ke arah kiri dan putaran ke arah kanan. Dalam
panel forward reverse menggunakan 2 buah kontaktor dan 1 buah TOR (Termal Over
load Relay). Motor forward reverse ini dioperasikan dengan tombol tekan, foot
switch, limit switch, dengan selector switch di pintu panel. Serta terdapat 2
lampu tanda di pintu panel untuk menandakan apakah puran ke kiri atau putaran
ke kanan.
Dalam
pengawatan dayanya, karena motor ini digerakkan dengan tenaga listrik 3 phasa
maka terdapat R, S, T. Pada rangkaian forward reverse 2 phasa yang terhubung
antara kontaktor 1 dengan kontaktor 2 dibalik. R-T, S-S, T-R. Agar putaran
motor berbalik arah.
Dalam
pengawatan kontrolnya, ini menggunakan kabel NYAF 0,75 mm dengan kawat pejal.
Dengan deskripsi kerja atau sequens operation yaitu, bila selector switch yang
berada dipanel kita putar ke 1 maka motor dapat digerakkan melalui
pengoperasian dengan foot switch. Injakan kiri foot switch kita injak maka
kontaktor 1 beroperasi maka motor berputar, lampu tanda kiri di pintu panel
menyala. Dan injakan kanan foot switch kita injak maka kontaktor 2 beroperasi
dengan kontaktor 1 mati maka motor berputar ke arah sebaliknya, lampu tanda
kanan menyala.
Bila
selector switch dipindahkan ke 2 maka motor dioperasikan dengan tombol tekan.
Tombol tekan atas ditekan, kontaktor 1 beroperasi maka motor berputar, tombol
tekan bawah ditekan, kontaktor 2 beroperasi maka motor berputar dengan arah
sebaliknya.
Pada 2
Kecepatan
Pada instalasi untuk menggerakkan motor dengan
2 kecepatan, hampir sama dengan rangkaian forward reverse. Yang membedakan
adalah tak ada phasa yang dipasang terbalik. Dalam panel 2 kecepatan menggunakan
2 buah kontaktor dan 2 buah TOR. Motor 2 kecepatan ini dioperasikan dengan
saklar pilih, saklar pilih yang berada di panel, tombol tekan. Serta untuk
mengetahui panel.
Dalam pengawatan daya, kabel dan kawat yang
digunakan adalah NYM dengan luas 1mm dan pejal. Dimana kontaktor 1 disambungkan
dengan tor 1 dan kontaktor 2 disambungkan dengan tor 2.
Dalam pengawatan kontrolnya menggunakan kawat
pejal NYAF 0,75 mm sesuai dengan PUIL 2000. Dimana deskripsi kerja atau sequen
operationnya sebagai berikut, pada pintu panel terdapat saklar pilih untuk
mengoperasikan dengan tombol tekan yang ada di pintu panel atau saklar pilih
yang berada di tembok. Apabila saklar pilih diletakkan di 1 maka motor
digerakkan dengan saklar pilih yang ditembok. Saklar pilih ke arah 1, maka
kontaktor 1 beroperasi dan motor berputar dengan kecepatan yang rendah. Pindah
posisikan ke arah 2, maka kontaktor 2 beroperasi dan motor berputar dengan
kecepatan yang lebih tinggi dari kecepatan sebelumnya. Apabila saklar pilih
yang berada di pintu panel kita putar ke posisi 2, maka motor dioperasikan
dengan tombol tekan. Tombol tekan 1 ditekan, maka kontaktor 1 beroperasi dan
motor berputar dengan kecepatan yang rendah. Tombol tekan 2 ditekan, maka
kontaktor 2 beroperasi dan motor berputar dengan kecepatan yang lebih tinggi
dari kecepatan sebelumnya.
Pada
Stop Kontak 3 Phasa
Pada instalasi untuk
kotak kontak 3 phasa menggunakan 1 buah kontaktor dan 1 buah TOR.
Dioperasikan dengan tombol tekan, dan selector switch. Serta terdapat lampu
tanda dan over load.
Selector
switch pada posisi “1”
Rotary switch yang akan mengoperasikan stop
kontak. Rotary switch pada posisi 1, maka koil kontaktor akan mendapatkan
arus, lampu tanda akan menyala. Dan siap untuk mengoperasikan stop kontak.
Untuk memutuskan kontaktor maka dengan memindahkan rotary
switch ke posisi “0” menyebabkan koil tidak akan mendapakan arus karena
kontaknya terputus.
Selector
switch pada posisi “1”
Apabila tombol tekan ditekan, koil kontaktor
bertegangan sehingga stop kontak siap dioperasikan. Tegangan dapat diputuskan
dengan menekan tombol tekan stop sehingga kontak NO akan kembali terbuka.
Pada DOL
System pengasutan yang dipakai untuk
mengoperasikan motor DOL adalah system yang menggunakan
starter DOL. Starter DOL untuk mengoperasikan motor
tersebut berupa saklar tekan yang memiliki penguncian elektrik dan dilengkapi
dengan pengaman thermis. Disebut motor DOL karena motor tersebut
dihubungkan langsung dengan tegangan
pada jaringan. System pengasutan yang demikian ini
dikenal sebagai pengasutan Direct
On Line (DOL)
Apabila tombol tekan “1” ditekan, maka kontaktor
pada starter dol akan ON
sehingga motor akan bekerja dan apabila tombol tekan “0” ditekan, maka motor
akan berhenti.
Jika pada saat motor bekerja sedang mengalami
pembebanan yang berlebihan, pengaman thermis yang ada dalam starter DOL akan
memutuskan hubungan sumber tegangan sehingga motor akan berhenti beroperasi.
Pada
Star Delta
Motor rangkaian ini
menggunakan jenis pengasutan Star-Delta. Permulaan untuk
hubungan bintang ke
hubungan segitiga untuk motor digunakan timer jenis “On delay”. Ini berarti
kontak yang terdapat pada timer tersebut akan bekerja beberapa saat setelah
kontaktor bekerja (ON). Maksimal waktunya adalah 6 detik. Dan pada rangkaian star delta ini dioperasikan
dengan menggunakan 3 buah Kontaktor serta 1 buah TOR.
Pada saat tombol tekan yang berada di pintu
panel atau di tembok ditekan, maka K1M dan K2M akan bekerja, hal ini disebabkan
masing-masing kumparan memperoleh arus dan tegangan. Dengan bekerjanya K1M dan
K2M akan menyebabkan motor akan terhubung bintang. Ketika K2M bekerja, kontak
bantu NC akan membuka sehingga K3M tidak akan bekerja. Beberapa saat kemudian
(maksimal 6 detik), kontak K1M akan bekerja sehingga tegangan yang menuju koil
K2M terputus hubungannya, sehingga K3M akan mendapatkan arus dan tegangan.
Pada saat K3M bekerja, kontak bantu NC-nya membuka
sehingga K2M tidak akan bekerja sebab tegangan menuju ke koil K2M terputus. Dengan
bekerjanya K3M akan menyebabkan hubungan telah berubah secara
elektrik ke hubungan segitiga. Dan apabila tombol tekan stop ditekan, maka
motor akan berhenti berputar. Hal ini disebabkan karena tegangan yang menuju
koil telah terputus. Dan keadaan control rangkaian kembali ke posisi semula
yaitu siap untuk dioperasikan dalam keadaan hubung bintang.
BAB VII
KESIMPULAN
DAN SARAN
KESIMPULAN
Setelah selesai membuat laporan
dalam praktikum, ada beberapa hal yang dapat
disimpulkan, diantaranya :
-
Didalam melakukan perencanaan penginstalasian
dibutuhkan perencanaan yang matang, baik dalam hal mempersiapkan alat dan
bahan, rancangan yang benar – benar baik dan perhitungan biaya.
-
Gunakanlah semua peralatan dan bahan secara
efisien dan baik dalam melakukan penginstalasian.
-
Mampu membaca diagram lokasi maupun diagram
kontrol. Karena dengan mampu membaca diagram kontrol penginstalasian akan dapat dengan mudah dikerjakan.
-
Hal yang terpenting dalam penginstalasian adalah
pengawatan, karena jika terdapat kesalahan dalam pengawatan, maka
penginstalasian tidak akan bekerja sesuai dengan yang diinginkan.
-
Jika terjadi trouble dalam melakukan
penginstalasian, dan terjadi kesalahan pengoperasian kita harus mampu mencari kesalahan dan memperbaikinya,
sehingga penginstalasian kita dapat
dikatakan handal.
-
Usahakan dalam bekerja harus memperhatikan keselamatan
sekitar dan diri kita
sendiri.
SARAN
Adapun saran yang dapat disampaikan, agar praktek kerja pada
bengkel Prinsip Dasar Listrik akan menjadi jauh lebih baik dan mendapatkan
hasil kerja yang maksimal ialah :
-
Saat instruktur
menerangkan jobsheet kita harus mendengarkan dan memperhatikan agar tidak
terjadi kesalahan dalam praktek.
-
Perlunya menjaga sikap
selama praktek untuk tidak bercanda dan tidak melakukan
hal yang tidak berguna, harus fokus pada job yang telah
diberikan dan yang telah kita susun
pada Time Schedule.
-
Gunakanlah alat kerja sesuai dengan fungsinya, dan telitilah dalam
pengerjaan praktikum agar tidak salah dan membuang-buang bahan yang telah
diberikan
-
Alangkah baiknya jika alat (komponen) yang
dipakai mahasiswa dalam keadaan masih layak digunakan untuk praktikum, supaya
mahasiswa bisa lebih cepat dan mudah dalam menyelesaikan praktek.
sanngat membantu dari tujuan dan kesimpulan sangat memotivasi bagi saya, untuk lebih teliti dan hati hati, terimaksih banyak telah berbagi ilmu da semoga dapat dibalas oleh allah swt terimaksih :)
BalasHapus